Dulu, sebelum aku kenal kamu, aku udah tau sama gerimis. Tapi semenjak
kenal kamu, aku jadi kenal sama hujan. Dan ketika hujan datang, kita
terbiasa sama-sama. Ngehadapin hujan sampai dingin terasa lenyap berkat
beberapa sentuhan kecil, pelukanmu contohnya.
Kalau kita sedang berdua, kalau kita sedang bersama, dan kalau hujan
sedang beraksi, kita tidak pernah mau berteduh, aku ingat betul tentang
itu. Karna kita tau, bagaimana terasa hangat meski dibawah rintik hujan.
Kita memang pasangan hero dulu itu ehehehe.
Kita punya banyak kenangan soal hujan...
Jika boleh aku bicara kenangan, aku paling suka waktu hujan yang turun
waktu kita pulang acara ulangtahun teman dekatku. Saat itu, hari
menunjukkan hampir tengah malam. Dan kita pasrah jika harus kuyup,
ditengah jalan sebelum lampu merah itu, kamu sempat mengutarakan
bagaimana dalamnya perasaanmu padaku, betapa romantisnya...
Waktu itu, aku berharap banget supaya waktu bisa dihentikan, agar indah
yang sedang aku nikmatin tidak cepat berlalu. 5 bulan aku berhasil
bahagia karna kenangan, karna waktu, dan karna takdir. Setelah itu,
Tuhan menghentikannya. Sepertinya Tuhan tidak suka jika aku harus
bahagia dengan cara ini, semua berhenti dan aku menjadi sendiri lagi,
aku kehilanganmu.
Gerimis yang dulu sering aku rasakan, kembali lagi. Aku kangen hujan dan
kenangannya. Sekarang kalaupun hujan datang, aku terpaksa menahan
dingin sendirian, menyiksa diri. Dan menangis dibawah derasnya hujan.
Tidak bakal ada yang hiraukan... Selamat Tinggal